Lof I - VI

"selamat yah, akhirnya wisuda setelah 7 tahun" ucapnya sembari mengulurkan tangan,  aku tersenyum dan menjabat tangannya dan menerima seikat bunga.

Ia sering ku panggil Nan, seorang sahabat yang sering menemaniku di masa-masa sulit. Ia adalah adik kelas dan kebetulan saja aku mengulang di kelasnya, tapi yang membuatku akrab dikarenakan pernah berada dalam satu komunitas yang sama sehingga kami pun sering berdua, baik sebelum maupun sesudah jam kuliah. 

Nan cukup berbeda dengan kebanyakan perempuan, ia lebih frontal dan cukup cuek dengan penampilannya. Meski begitu ku lihat ia memang memiliki paras yang cukup menarik, meskipun alasan kedekatakan ku dengannya bukan perkara itu, melainkan benar-benar kedekatan seorang sahabat. 
Aku bersyukur kedatangan Nan di hari ini, hari di mana orang yang wisuda biasanya mendapatkan bunga karena aku yakin tidak akan mendapatkan bunga sama sekali selain dari Nan. 

"kemana selanjutnya? Kita bakal jarang ketemu nih?" keluar pertanyaan yang paling tidak ingin ku dengar. 
"masih tetap di sini, nunggu seseorang!" asal saja ku jawab
"wedeh, siapa nih? Ga bilang-bilang punya doi" tanyanya mulai menelisik. aku bingung dengan orang yang ku tunggu ini, disebut doi pun rasanya bukan, toh lebih seperti perasaan yang terlalu berharap.
"gak bisa bilang gua, masih samar soalnya" Setelah membayar, aku pamit pada Nan dan pergi meninggalkannya. 

Perasaan cemas masih belum hilang, maka aku memutuskan untuk melangkahkan kaki untuk pulang ke tempat kost. Meski hari ini adalah hari wisuda, namun terasa cukup aneh bagiku. Aku menolak pulang dengan keluarga, kemudian meninggalkan sahabatku yang padahal sengaja datang untuk memberi bunga. Benar, jika pikiranku hanya tertuju pada satu orang, perasaanku akan jadi tenang bila telah melihat seseorang itu. Tapi karena aku tidak tahu bagaimana kabarnya, aku memutuskan untuk segera menyudahi hari. 

Komentar

Postingan Populer