Lof I - III
'Lof!'
Begitulah caraku memanggilnya.
Seorang perempuan yang kerap berkelana.
Ia menapaki jalan yang berbeda dari kebanyakan orang.
Tidak terlalu peduli tentang apa, siapa, di mana, dan bagaimana.
Ia tidak mau tahu tentang tren masa kini, tidak ingin repot memikirkan produk kosmetik terbaru atau kendaraan mewah zaman sekarang yang menjadi idaman para remaja tanggung.
Ia, hanya peduli merawat pikirannya.
Ia sering berpesan padaku, 'jaga warasmu'.
Aku awalnya selalu merasa waras sampai akhirnya tanpa sengaja aku mengatakan bahwa aku mencintainya.
Saat itu, aku sadar bahwa kewarasanku hilang direnggut rasa, tak ayal hal itu membuatnya gusar dan menjauh setelah sebelumnya kami berdebat cukup sengit.
Beberapa kali temu hanya berakhir tatap, tanpa ada lagi kata-kata yang menghiasi kebersamaan, hal itu tentu saja membuatku cukup galau.
Pikiranku sendiri semakin hilang warasnya, kata-kata berubah mengukir wajah dan dialektika berubah jadi kalimat-kalimat puitis pujangga yang patah hati.
Aku merasa kembali ke era Romantisisme.
Komentar
Posting Komentar