Siklus

kali ini hanya sedikit celoteh tentang perasaan bagaimana dia datang dan bagaimana ketika ia pergi

selamat menikmati

Bismillah

dalam hidup kita pasti selalu berharap akan kehindahan di hidup kita, berawal dari keinginan itu, melahirkan perjuangan untuk mendapatkan keindahan yang kita idam-idamkan. ada banyak hal yang kita inginkan di hidup ini, mulai dari keinginan yang sederhana bahkan kadang ada keinginan yang melampaui batas, ya sedikit keluar dari jalur realita karna terlalu banyak berfantasi.

salah satu hal yang paling diinginkan adalah Cinta. apalagi Cinta dari seseorang yang kita cintai. ketika kita mendapatkan cinta itu, dengan sekejap hidup kita pun berubah, seperti hidup di permukaan laut, kadang tenang, kadang ombak mengombang-ambing, kadang juga tenggelam hingga sulit bernafas.

cinta juga memiliki fase, memiliki siklus pasang-surut. bagaimana ia datang ?, bagaimana ia bernafas?, hingga bagaimana saat ia pergi?. hal itu terkadang melelahkan tapi justru hal itulah yang memberi warna pada cinta itu sendiri juga sebagai guru yang memberi pelajaran yang terlalu manis untuk di lupakan.

saat cinta datang, Nafas terasa sesak karna terus-menerus dicekik kerinduan, setiap detik, setiap saat, hati dituntut kerinduan yang tak pernah terpuaskan, setiap pagi, setiap malam nafas itu menggebu mengingat namanya.

ketika cinta mulai bernafas, meniupkan udara segar dan memberi semangat baru, merasa mendapatkan hidup yang lebih baik. hati yang kosong kini t'lah terisi warna indah pelangi, perasaan sepi lenyap diramaikan kasmaran.

hingga saatnya cinta itu redup, membawa hidup di luar batas normal. tidak lagi berfikir jernih, tidak lagi ada senyuman, ada perasaan bimbang berkepanjangan yang tidak tau harus diapakan ?, dan terperangkap dalam pilihan rumit antara "bertahan ?" atau "pergi ?".

saat ego lebih banyak berbicara, dan akhirnya menenggelamkan cinta itu sendiri, dengan sekejap memori indah pun lenyap, menyeret hati pada perasaan tak menentu, menyesal, marah, benci, kecewa, dan kerinduan tapi hanya bisa berharap tanpa bisa mengenal cinta itu lagi . . . . . .