Wajah Ibu di Reruntuhan
Kuingat dulu wajah ibu begitu putih dan bersih
Kini mataku mulai
buram padahal usiaku lebih muda
Kini keriput
begitu tampak lebih jelas
Kulit putihnya
begitu pucat pasi berwarna debu
Tidak ada lagi
keceriaan
Hanya cemas yang terlintas
Aku tidak ingat
hari ini ulang tahun siapa
Tapi entah kenapa
ibu menangis begitu bahagia
Aku pun tanpa
sadar menangis
Langit cerah
terlihat begitu berair
Aku sadar
terakhir kali kulihat rudal yang melintas di antara awan
Dan aku sadar
tengah berbaring berbantal puing
Tapi syukurlah
ibu masih hidup
Kulihat perlahan
ayah datang menghampiri
Memberi peluk dan
mengecup keningku
Janggutnya begitu
rapih setelah bercukur
Tidak selebat
dulu ketika ia hendak pergi bertempur
Aku rindu
suaranya yang berat itu
Kini kudengar
lagi
“Mari pulang”
Akhirnya bisa
kugandeng lagi
Tangan ayah yang
sudah lama mati
Komentar
Posting Komentar