SEPI DI JARI JEMARI
malam sedang memandikan sepi di jemarimu
yang rindu sentuhan telapak kekasih
sudah banyak menyimpan puisi di ujung jari
untuk dibaca oleh bibir; dahi, rambut, dada dan kelamin
untuk dibaca lantang, selantang desah Adam dan Hawa di tepi surga
meski waktu masih meramu temu
seicip puisi masih bisa untuk beronani di penghujung pagi
hingga hingar-bingar sepi menjadi basah oleh air ludah mentari
di atas embun yang cemburu oleh nafsu
kau kembali membiarkan sepi menyetubuhi
Komentar
Posting Komentar