PUISI-PUISI(AN)

 puisiku hanyalah nasi aking yang kekurangan air

kelamaan didiamkan di dalam mesin penanak mimpi seharga 200ribuan

tidak ada diminati atau dilirik gadis-gadis ayu

jika dibuang ke tempat sampah mungkin hanya dihinggapi ayam-ayam tetangga yang lapar 

nasi aking berkerak dan menguning

sekuning daun musim yang gugur yang tangkal dari ranting-ranting cuaca

diinjak-injak dan terseok disapu petugas kebersihan di hari minggu

puisiku kembali lagi ke tempat sampah

bukan untuk didaur melainkan untuk dibakar.

Komentar

Postingan Populer