RAMBU-RAMBU DI JAM SATU

 Putung-putung bertumpuk berebut asbak

Cuaca memang sedang dingin, mungkin mereka nyenyak berselimut abu

Bibir ku juga kedinginan, nampaknya rindu kecupan

Atau kopi; barangkali juga sebatang rokok

Ku bakar saja satu tepat malam itu pukul satu

Ku hisap sebatang rindu itu yang cukup lama diabaikan obrolan

Baranya begitu merah marah seperti nadi naga

Jatuh sebutir cengkeh dari lintingnya tepat di atas sarung

Menyisakan lubang cukup besar, cukup besar untuk diisi dengan kekosongan

Kekosongan yang mulai menyatu dengan waktu dan juga denganku

Ah, ku letakan rokokku di atas asbak

Mereka berbincang; aku menguping

Tidak ada yang ku dengar selain rindu

Makin riuh mereka saling berbalas tapi tak satu pun dari mereka sanggup membalas rindu

Apalagi rinduku padamu yang sudah sampai 10 halaman

Ku tulis sajak-sajak kerinduan setiap malam

Juga sajak-sajak cemas yang menggemaskan

Aku yakin kau pasti akan merasa marah jika membacanya

Juga merasa sedih

Karena aku juga sedang marah dan juga sedang sedih

Karena sajak-sajak itu ku tulis dengan air mata di tengah malam

Saat malaikat administratif sibuk mencatat amal

Aku juga sibuk mencatat rindu

Tempat Paling Bisu, 16 Maret 2023

Komentar

Postingan Populer