Normal People

 

Alur Cerita

Film ini menceritakan tentang 2 orang remaja dengan segala permasalahan pubertas mereka. Conell dan Marianne. Diawali dengan cerita di mana Marianne seorang siswa perempuan yang sangat pintar di sekolah cenderung berani menentang guru sehingga tidak terlalu disukai baik oleh para guru maupun teman-teman sebayanya. Hal ini membuat Marianne cukup menyendiri dan tidak memperdulikan hubungannya dengan teman-teman sekolahnya. Conell teman sekelasnya yang juga cukup pintar dan populer di sekolah akhirnya memiliki kedekatan dengan Marianne secara tidak sengaja dikarenakan ibu Conell yakni Loraine, bekerja di rumah Marianne sebagai ART dan Conell selalu mampir untuk menjemput dan mengantarkan ibunya.

Tanpa disadari oleh Conell, Marianne rupanya sering mengamatinya dan menyukai sosok Conell yang cukup pintar dan menjadi satu-satunya orang yang berkomunikasi dengan Marianne, meskipun itu hanya terjadi di rumah Marianne bukan di sekolah. Dan akhirnya, mereka pun memiliki hubungan namun hubungan ini tidak berlaku di sekolah, mereka melakukan suatu hubungan yang disembunyikan dari teman-teman sekolahnya. Ada hal yang membuat Conell malu untuk mengakui bahwa ia berhubungan dengan Marianne kepada teman-temannya sehingga munculah konflik di mana Marianne mulai cemburu dan bingung dengan hubungan mereka yang menyebabkan Marianne kemudian  menjauhi Conell, karena Conell lebih memilih mengajak Wanita lain untuk datang ke sebuah pesta sekolah.

Cerita berlanjut hingga Conell dan Marianne kuliah, mereka kemudian menjadi 2 sosok yang sangat berbeda, Marianne tidak lagi menjadi orang yang penyendiri dan memiliki banyak teman begitu pula dengan Conell yang semakin banyak menghindari hubungan dengan orang-orang karena harus sibuk bekerja paruh waktu untuk memenuhi kehidupannya selama kuliah. Marianne yang memiliki kecukupan ekonomi cukup santai menikmati masa kuliahnya dan ia pun memiliki pacar baru. Di sinilah muncul konflik selanjutnya di mana Marianne mengakui semuanya pada Conell bahwa ia berharap Conell mengajaknya ke pesta saat pesta sekolah, dan mengakui bahwa ia masih mencintai Conell, begitu juga dengan Conell. Hal ini kemudian membuat Marianne memutuskan hubungan dengan pacarnya dan kembali berhubungan dengan Conell.

Konflik selanjutnya terjadi saat Conell mengalami masa krisis keuangan, di mana ia tidak lagi mendapatkan pekerjaan dan harus pulang karena tidak memiliki biaya untuk tinggal di tempatnya kuliah. Hal ini memicu keretakan hubungan Marianne dengan Conell karena kesalahpahaman komunikasi, akhirnya Conell pergi dan begitu bertemu kembali, Marianne sudah berhubungan dengan salah satu teman kuliahnya dan Conell pun baru mendapatkan pacar.

Ketika Marianne kemudian mengundang Conell untuk liburan ke Italia di salah satu mansion milik keluarga Marianne, memicu keributan antara Marianne dengan pacarnya sehingga membuat Marianne memutuskan hubungan mereka. Conell yang saat itu masih memiliki pacar hanya bisa menenangkan Marianne, begitu pula Marianne yang masih bisa menjaga dirinya untuk tidak mengganggu hubungan Conell. Cerita berlanjut ketika Marianne pergi ke Swedia dan mendapatkan pacar seorang fotografer. Dalam hal ini, Marianne yang berusaha untuk membuat hubungan selalu merasa tidak puas dan hanya Conell yang menurutnya bisa memberikan rasa yang dibutuhkan oleh Marianne, hingga hubungan itu pun tidak berlangsung lama dan Marianne memutuskan untuk menghentikan hubungan itu.

Ketika mendengar kabar temannya bunuh diri, Conell kemudian mengalami panic attack, sebuah perasaan yang menyudutkan dirinya dan menyalahkan dirinya atas kematian temannya itu. Pacar Conell saat itu baru menemukan keanhean dari sikap Conell ketika di pemakaman Conell bertemu dengan Marianne. Pacar Conell merasa diabaikan karena Conell tidak pernah mengenalkan dia dengan teman-temannya dan merasa tidak begitu berguna untuk mengatasi permasalahan yang Conell alami, pacar Conell pun menyerah dan menniggalkan Conell. Di titik inilah Conell dan Marianne kembali berhubungan jarak jauh, mereka saling berkomunikasi lewat jejaring sosial dan Marianne lah yang bisa mengatasi Panic attack dan depresi yang sedang dialami Conell.

Klimaks dari cerita ini kita disuguhkan dengan konflik keluarga, di mana keluarga Marianne tidak terlalu menyukai hubungan Marianne dengan Conell karena perbedaan kelas. Namun semua itu diatasi dengan Marianne yang kemudian memilih jalan hidupnya sendiri untuk meninggalkan keluarganya dan fokus pada kuliahnya, Conell pun pada akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai editor di New York. Namun keduanya memutuskan untuk tidak mengganggu satu sama lain, Conell harus pergi dan Marianne harus tinggal untuk urusan karir masing-masing.

Resensi Film

Normal People merupakan film dengan 12 series yang bergenre romance. Kita disuguhkan kondisi di mana dua orang “smart” menjalani suatu hubungan. Uniknya yang disajikan dalam film ini adalah 2 orang yang sangat pandai mengatasi masalah mereka ternyata selalu gagal pahal mengenai perasaan meraka. Ada banyak konflik yang ditimbulkan oleh kesalah pahaman dalam film ini, dan justru memberi kesan ke 2 orang ini “orang aneh” ketimbang orang normal. Baik Conell maupun Marianne memiliki kecenderungan sulit mengutarakan apa yang mereka rasakan sehingga sering terjadi kesalah-pahaman yang memicu keretakan hubungan mereka. Meski kita disuguhkan dengan happy ending, namun kita melihat sisi khas dari kedua karakter utama ini, yakni cara berpikir logic . di mana Conell yang berusaha mengajak Marianne ikut ke New York bersamanya kemudian ditolak oleh Marianne dengan mengatakan, “jangan menjanjikan untuk kembali. kita tidak tahu, salah satu dari kita berada di mana, atau apa yang akan terjadi” dan film ini diakhiri oleh kalimat Conell “aku akan pergi” dan Marianne “aku akan tinggal, dan kita akan baik-baik saja.”

Film ini cukup ringan untuk ditonton meski sebenarnya kita sebagai penonton juga akan merasakan kesulitan yang dialami oleh Conell dan Marianne tentang apa yang mereka ucapkan sulit untuk dimengerti hingga penonton juga bisa dibuat  salah paham, terlebih iika ingin mengukur sejauh mana hubungan mereka berdua. Namun film ini tentu cukup menarik untuk ditonton karena menyajikan permasalahan-permasalahan yang “normal” orang alami seperti bullying, pergaulan bebas, masalah ekonomi, keluarga dan sosial.

Komentar

Postingan Populer