KETIADAAN
siang ku menepi di ujung purna
ia tak pernah kembali
sejak waktu menarik tawa
sejak matahari terbenam selamanya
sukma dalam dada
menggigil kesepian
ia rindu pada tarian belalang
di tengah terik pesta panen raya
gemintang hanya berbaris menghujat
bertengkar dengan diri sendiri
aku kehilangan cahaya
kehilangan matahari yang kerap ku sapa setiap pagi
Komentar
Posting Komentar