BERHUTANG SATU TAMPARAN
setiap jatuh satu tetes air mata wanita
adalah air surga yang dicuri
jika laki-laki penyebabnya
maka ia berhutang satu tamparan
begitulah yang ku pikirkan perihal hubungan kompleks antara laki-laki dengan wanita. saat memikirkannya kadang suatu pertanyaan menyeruak, "apakah wanita memiliki hak untuk menampar laki-laki?" jawabannya pasti sangat beragam. aku sadar dengan bentuk fisik laki-laki yang mayoritas memiliki rahang yang lebih besar dari pada kebanyakan wanita, memang jadi target yang pas untuk ditampar, tapi hal lain yang ku sadari adalah setiap kali wanita menampar laki-laki, air matanya jatuh seolah wanita menampar wajahnya sendiri atau menampar harapannya sendiri, maka saat itu laki-laki berhutang satu lagi tamparan.
suatu hubungan memang hal yang paling rumit, 2 manusia harus saling terhubung, saling mengerti dan saling mengasihi satu sama lain, di sisi lain keduanya sama-sama memiliki dunia sendiri-sendiri. aku tidak pernah diajari perihal ini di sekolah maupun di bangku kuliah, tentang bagaimana jika kau memiliki keinginan yang bertentangan dengan seorang kekasih, tentang apa yang harus didahulukan antara kebutuhan sendiri atau kebutuhan kekasih. situasi ini terkadang membuat kita menjadi egois atau membuat orang terkasih menjadi egois, saat titik temu hilang, saat itulah pertengkaran menjadi solusi mendadak.
pertengkaran, meski pandangan ku ini sangat subjektif tapi kita menyadari bahwa air mata wanita selalu jatuh lebih dulu ketimbang laki-laki. aku bertanya-tanya, apakah wanita memang mudah terluka? tentu jawabannya beragam. namun perihal luka, tentu ia tidak pemilih soal jenis kelamin. karena kenyataan yang aku sadari adalah MANUSIA TERLAHIR OLEH CINTA, IA TUMBUH DEWASA OLEH LUKA, AKHIRNYA IA MATI KARENA KEDUANYA. itu yang kusebut hidup atau kehidupan.
dan bagaimana kita bisa mendapatkan hidup atau kehidupan ialah dengan HUBUNGAN! meski akan mengandung segala konsekuensi dan mengundang air mata. baik laki-laki maupun perempuan pasti akan sama-sama menangis jika luka yang diderita lebih besar dari pundaknya dan lebih berat dari bebannya. namun entah mungkin karena terlalu banyak membaca perihal romantisisme atau stoik atau juga platonik atau mungkin aku seorang masokis. "agaknya bagi laki-laki baik sengaja atau pun tidak membuat perempuannya menjatuhkan air mata. maka baginya ia berhutang satu tamparan"
Komentar
Posting Komentar