Konspirasi sepi
Kenapa perasaan bisa begitu berisik ketika kita memutuskan untuk tidak saling mengusik ?
Jangan katakan waktunya tidak tepat, apa memang kita yang menyerah terlalu cepat ?
Aku tidak pernah merasakan rindu yang begitu kuat saat kedua tangan kita masih terbiasa saling menjabat
Atau tidak merasa sangat hampa saat kita saling menuduh dusta dan berpisah begitu saja.
Aku begitu menginginkan waktu untuk kita bersama, kembali mengalunkan rasa yang seirama lalu berujung pada kebersamaan yang meraga.
Aku dan mungkin juga kamu, beripikir ini hanya konspirasi rasa yang sementara, provokasi alam semesta yang dibujuk sepi yang sebenarnya hanya butuh teman bicara.
Tapi, aku tau. Kita bukan lagi sepasang.
Untuk kembali bersama tentu tak ada peluang.
Aku juga tau, kita tidak lagi sedang merangkai.
Tidak lagi kita bicara rasa dan berandai-andai.
Memang, segala mimpi yang pernah kita utarakan
Hanyalah sebuah omong kosong yang jadi barang rongsokan
Begitu pula perasaan, yang seringkali rindu kita utarakan
Kini, tidak lebih dari sekedar sebuah gurau yang mustahil lagi diciptakan.
Ternyata memang, memiliki ingatan kuat, tidak selamanya baik. Entah tidak ada yang bisa membuatku lupa atau memang aku tidak bisa melupakan dia.
Bagaimana kalau kita saling mendoakan untuk saling melupakan ?
Tapi janji, jika nanti kita bertatap muka jangan pernah saling menyapa
Cukup saja kita rasakan
Seperti apa sakitnya
Adil, kan ?
-L
Tangerang, 16 September 2018.
Jangan katakan waktunya tidak tepat, apa memang kita yang menyerah terlalu cepat ?
Aku tidak pernah merasakan rindu yang begitu kuat saat kedua tangan kita masih terbiasa saling menjabat
Atau tidak merasa sangat hampa saat kita saling menuduh dusta dan berpisah begitu saja.
Aku begitu menginginkan waktu untuk kita bersama, kembali mengalunkan rasa yang seirama lalu berujung pada kebersamaan yang meraga.
Aku dan mungkin juga kamu, beripikir ini hanya konspirasi rasa yang sementara, provokasi alam semesta yang dibujuk sepi yang sebenarnya hanya butuh teman bicara.
Tapi, aku tau. Kita bukan lagi sepasang.
Untuk kembali bersama tentu tak ada peluang.
Aku juga tau, kita tidak lagi sedang merangkai.
Tidak lagi kita bicara rasa dan berandai-andai.
Memang, segala mimpi yang pernah kita utarakan
Hanyalah sebuah omong kosong yang jadi barang rongsokan
Begitu pula perasaan, yang seringkali rindu kita utarakan
Kini, tidak lebih dari sekedar sebuah gurau yang mustahil lagi diciptakan.
Ternyata memang, memiliki ingatan kuat, tidak selamanya baik. Entah tidak ada yang bisa membuatku lupa atau memang aku tidak bisa melupakan dia.
Bagaimana kalau kita saling mendoakan untuk saling melupakan ?
Tapi janji, jika nanti kita bertatap muka jangan pernah saling menyapa
Cukup saja kita rasakan
Seperti apa sakitnya
Adil, kan ?
-L
Tangerang, 16 September 2018.
Komentar
Posting Komentar